Blog Single

Dunia fashion tidak terlepas dari budaya manusia di setiap zamannya. Setiap tahun, dunia fashion mengalami perkembangan yang tiada henti, sehingga memunculkan fenomena yang dinamakan fast fashion. Fast fashion membawa dampak buruk terhadap lingkungan. Dilansir dari  borgenmagazine.com, fast fashion menyumbang 10% emisi karbon dunia dengan menduduki peringkat kedua penyumbang polusi terbesar setelah industri minyak.

Apa itu Fast Fashion?

Menurut goodonyou.eco, fast fashion adalah istilah dalam dunia fashion untuk menyebut pakaian murah yang diproduksi secara cepat. Fast fashion ini terinspirasi dari budaya dan cara berpakaian para selebriti yang terus berganti sehingga konsumen membeli busana yang dikenakan para selebriti tersebut dengan kualitas dan harga yang lebih rendah dari aslinya.  

Fast fashion ini juga diakibatkan oleh tren pakaian yang sedang populer dan ramai dibicarakan. Lalu setelah dirasa tidak populer lagi, pakaian tersebut kemudian dibuang begitu saja. Siklus ini terus berulang seiring dengan tren fashion yang sedang terkenal saat itu. Karena itu, dampak dari fast fashion yang diakibatkan oleh pakaian yang sudah dibuang begitu saja membawa dampak buruk terhadap lingkungan.

Masalah yang Ditimbulkan Fast Fashion

Dampak yang ditimbulkan fast fashion tidak hanya berpengaruh terhadap lingkungan saja, melainkan dari sisi kemanusiaan. Hal ini terlihat dari industri fashion yang mengeksploitasi para pekerjanya untuk bekerja di lingkungan yang berbahaya, gaji yang tidak sepadan, dan tidak diimbangi dengan pemberian hak-hak kepada karyawannya. 

Selain itu, fast fashion juga mendorong perilaku konsumtif yang berbahaya. Adanya trendi pakaian yang diiringi dengan harga diskon yang murah menyebabkan konsumen terdorong untuk membeli pakaian yang baru dan tidak memperhitungkan pakaian lamanya yang masih tersimpan di lemari.

Dampak Fast Fashion bagi Lingkungan

Sedangkan jika dilihat dari perspektif lingkungan, fast fashion menimbulkan dampak yang sangat besar terhadap lingkungan, diantaranya:

1. Penyumbang Polusi Udara Terbesar

Setiap tahunnya, perusahaan fashion mengeluarkan sebanyak 150 miliar pakaian yang kemudian dibuang oleh konsumen setelah digunakan untuk jangka waktu yang singkat. Produksi pakain yang terus berulang ini mengakibatkan penumpukan limbah kimia dan limbah pakaian sehingga menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan.

2. Menggerus Sumber Daya Alam

Fast fashion terjadi karena adanya permintaan dari konsumen yang masif mendorong produsen untuk menggunakan sumber daya alam yang tidak sedikit. Contohnya nyata seperti pembuatan celana jeans yang membutuhkan setidaknya 2.000 galon air yang setara dengan kebutuhan air minum manusia selama tujuh tahun. Hal tersebut yang merusak ekosistem dan mengancam keberadaan flora dan fauna.

3. Penumpukan Sampah Tekstil yang Sulit Didaur Ulang

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, fast fashion mengakibatkan penumpukan limbah dan sampah pakaian. Sayangnya, limbah dan sampah pakaian tersebut tidak dapat didaur ulang sehingga menimbulkan penumpukan sampah tekstil yang sulit didaur ulang. 

Lindungi Dampak Lingkungan dari Fast Fashion dengan ISO 14001

Tidak dapat dipungkiri bahwa tren fast fashion membawa dampak buruk terhadap lingkungan. Di samping itu, fast fashion juga tidak dapat dihindari karena banyaknya permintaan dari konsumen. Oleh karena itu, perusahaan yang berperan sebagai produsen harus memiliki  sistem manajemen lingkungan untuk melindungi dampak lingkungan fast fashion dengan ISO 14001. Ini dia peran ISO 14001 dalam pengelolaan limbah B3. 

ISO 14001 adalah sistem manajemen lingkungan yang berfokus pada bisnis, tetapi juga diiringi dengan pelestarian lingkungan secara berkelanjutan. ISO 14001 berisi pedoman untuk  mengidentifikasi, memantau, mengelola, dan membuat aturan terkait aktivitas perusahaan yang memiliki dampak terhadap lingkungan dalam jangka waktu yang panjang. Maka, dapat dikatakan ISO 14001 adalah solusi proaktif untuk mencegah pembuangan limbah dan bahan-bahan kimia yang berbahaya untuk lingkungan hidup.