Mengenal apa itu SMK3 Kemnaker dan SMK3 Berbasis ISO 45001 sesuai kebutuhan pengguna
Apa itu SMK3?
Apa itu SMK3 Kemnaker?
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan. Umumnya tujuan SMK3 untuk pengendalian resiko berkaitan dengan kegiatan kerja sehingga menciptakan tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Sistem ini meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses, dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan Keselamatan dan kesehatan kerja. Tujuan SMK3 adalah mengendalikan risiko yang mungkin muncul dalam proses produksi maupun kegiatan operasional perusahaan.
Terdapat 3 tujuan SMK3, yaitu.
- Melindungi dan menjamin kesehatan dan keselamatan kerja dan setiap orang yang bekerja.
- Menjamin agar sumber dari setiap produksi dapat digunakan dengan aman.
- Meningkatkan kesejahteraan dan produktif nasional.
Apa itu ISO 45001?
Apa itu ISO 45001? ISO 45001 adalah Standar Internasional yang mengatur tentang persyaratan pada Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Bisa dibilang ISO 45001 merupakan iso yang membahas panduan khusus terhadap sistem SMK3. Standar ini dibuat oleh International Organization for Standardization (ISO). Versi standar ISO untuk SMK3 yang terupdate dan berlaku saat ini diterbitkan pada tahun 2018, atau dikenal sebagai ISO 45001:2018. Sebagai informasi, ISO 45001 adalah standar yang menggantikan OHSAS 18001. Sehingga bagi perusahaan yang sebelumnya telah menerapkan OHSAS 18001 harus melaksanakan migrasi dan atau menggantinya dengan standar ISO 45001.
Selanjutnya, Standar ISO 45001 tahun 2018 berfungsi sebagai acuan organisasi untuk secara proaktif meningkatkan kinerja SMK3 yang diterapkan. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah timbulnya cidera serta memburuknya kesehatan para pekerja yang diakibatkan kecelakaan kerja. Selain itu, yang perlu diingat adalah bahwa saat ini pemerintah telah mewajibkan setiap organisasi atau perusahaan untuk menerapkan SMK3. Dibandingkan dengan standar OHSAS 18001 yang hanya memiliki 4 klausul, ISO 45001:2018 telah memuat 10 klausul. Struktur klausul pada ISO 45001 tahun 2018 juga mengandung High Level Structure atau Annex SL. Hal ini memudahkan proses integrasi ke dalam standar ISO lainnya seperti ISO 9001:2015.
Apa perbedaan SMK3 Kemnaker dan ISO 45001?
ISO 45001 memiliki istilah yang berbeda dengan OHSAS 18001 dalam Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja (SMK3). Perbedaan SMK3 dengan ISO 45001 terletak pada tipe dan bidang organisasi. Umumnya ISO 45001 dipakai untuk semua jenis organisasi dan tipe organisasi, baik itu production based atau manufactured based serta service based, sehingga istilah di dalam persyaratannya menjadi general.
Berikut beberapa istilah yang diganti:
- Istilah Preventive Action diganti dengan:
- Determining of External and Internal Issue – Pasal 4.1
- Action to address risk associated with threat and opportunities – Pasal 6.1
- Commitment to applicable legal and other requirements to which organisation subscribe – Pasal 5.2c
- Emergency Response Preparedness (potential emergency identified, planned, emergency procedures tested) – Pasal 8.6
Istilah preventive action atau tindakan pencegahan sudah menjadi kesatuan pada pasal-pasal di atas.
2. Risk
Pada ISO 45001, istilah ‘risk’ dapat bervariasi di beberapa negara. Istilah ‘hazard identification’ sudah termasuk di dalam ‘risk identification’ and ‘risk control’ untuk memastikan semua bahaya teridentifikasi untuk semua jenis industri.
3. The Worker
The worker atau pekerja dapat memiliki istilah berbeda dalam peraturan legal di beberapa negara. Pada konteks ISO 45001, pekerja adalah orang yang bekerja di bawah naungan organisasi termasuk subkontraktornya.
4. Outsourcing
Semakin menekankan tuntutan pemasok barang dan jasa untuk memenuhi persyaratan OHSM – Occupational Health Safety Management. Karena hal ini merupakan bagian dari reputasi organisasi yang harus diemban oleh outsourcing-nya.
Pendekatan implementasi lebih flexible karena ISO 45001 berbasis pendekatan High Level Structure (HLS) sehingga dapat diintegrasikan dengan sistem manajemen lainnya, seperti ISO 9001: 2015 dan ISO 14001: 2015. ISO 45001 menjadi lebih tajam dalam pengukuran risiko K3, dan bagaimana lebih banyak partisipasi eksternal dan internal yang terlibat di dalam organisasi untuk komitmen dalam memenuhi kebijakan dan aturan main OHSMS.
Apa saja dokumen-dokumen wajib yang disyaratkan pada iso 45001:2018?
Dalam rangka pelaksanaan sertifikasi, berikut dokumen-dokumen wajib yang disyaratkan pada iso 45001:2018.
- Dokumen Wajib ISO 45001 meliputi:
- Ruang Lingkup Sistem Manajemen K3 (klausul 4.3)
- Kebijakan K3 (klausul 5.2)
- Peran dan tanggung jawab (klausul 5.3)
- Peluang dan Risiko K3 (klausul 6.1.1)
- Proses yang diperlukan untuk menangani Peluang dan Risiko K3 (klausul 6.1.1)
- Metodologi dan kriteria penilaian risiko K3 (klausul 6.1.2)
- Tujuan dan rencana K3 (klausul 6.2.2)
- Komunikasi (klausul 7,4)
- Operasional kontrol (klausul 8.1.1)
- Proses kesiapsiagaan dan respon tanggap darurat (klausul 8.6)
- Rekaman wajib dalam ISO 45001 meliputi:
- Hukum yang berlaku dan persyaratan lain (klausul 6.1.3)
- Catatan pelatihan, keahlian, pengalaman dan kualifikasi (klausul 7,2)
- Hasil pemantauan dan pengukuran (klausul 9.1)
- Kalibrasi dan verifikasi pemantauan dan mengukur peralatan (klausul 9.1)
- Evaluasi kewajiban (klausul 9.1.2)
- Program internal audit (klausul 9.2.2)
- Hasil audit internal (klausul 9.2.2)
- Hasil kajian manajemen (klausul 9.3)
- Insiden dan nonconformities (klausul 10.1)
- Hasil tindakan korektif (klausul 10.1)
Baca Juga:
IMPLEMENTASI ISO 45001:2018 BERDASARKAN KLAUSUL 8 TENTANG OPERASIONAL PERUSAHAAN
DASAR HUKUM, MANFAAT, DAN SYARAT MENDAPATKAN SERTIFIKASI SMK3
Konsultasikan Kebutuhan Konsultasi dan Sertifikasi Perusahaan Anda dengan Kami
Author